Rabu, 03 September 2014

Teknik Dasar Memotret untuk Pemula

Teknik Dasar Memotret dengan Benar untuk Pemula - Banyak orang bilang memotret merupakan kegiatan yang kuker alias kurang kerjaan banget, tapi di album foto facebook atau di Handphone mereka? Haha, saya juga pernah melihat di handphone teman saya (cewek) di album fotonya, semua fotonya menurut saya sama semua! Bukan main yang saya lihat, satu kostum dan satu latar tapi fotonya puluhan! Namanya juga cewek. Ok, back to topic, nah bagaimana cara memotret dengan baik itu? Berikut Teknik Dasar Memotret dengan Baik untuk Pemula

1. Sudut Pandang, Untuk menghasilkan foto yang menarik diperlukan keberanian untuk meletakan objek foto tidak selalu ditengah frame kamera. Biasanya para pemula sering terpaku dengan teori-teori yang pernah diketahui. Padahal dengan meletakan objek d ipojok frame juga akan menarik asal dapat menyatu dengan elemen yang ada disekitar objek. Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil kondisi/angle, itu semua tergantung dari sense of art dan banyak memotret.

2. Ketajaman, Seorang fotografer harus dapat menemukan ketajaman objek yang akan dijepretnya. Apakah objek tersebut dibuat fokus semuanya atau hanya objek utama yang fokus sedangkan objek yang lainnya tidak.

3. Pencahayaan, Hasil sebuah foto sangat ditentukan oleh pencahayaan yang ada. Foto yang baik adalah foto dengan pencahayaan yang pas, tidak under dan over exposure.

4. Fokus, Agar foto dapat dilihat dengan enak,objek yang dihasilkan harus fokus. Seorang fotografer harus dibiasakan mengambil foto dalam keadaan under pressure agar matanya terlatih dalam melihat objek secara jernih. Saat sekarang kamera dan lensa sudah dilengkapi dengan fitur AF (Auto Focus) yang dapat membantu fotografer.

Kerja Seorang Fotografer
Secara kasat mata kerja seorang fotografer tampak seperti datang, memotret lalu pergi. Padahal sesungguhnya kerja di lapangan hanya sepersekian dari kerja total yang dilakukan fotografer. Bagian terbesar dari kerja ini justru dipersiapannya.


Persiapan yang paling mendasar adalah kemampuan teknis. Hal ini tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Perlu waktu beberapa hari sampai bulan untuk menguasai teori fotografi dasar dan juga pengenalan pada alat yang dipakai. Pada pemakian lensa non autofocus, harus ada pembiasaan dalam dalam memutar gelang fokus. Ada lensa yang memutar searah jarum jam untuk mendapatkan fokus yang tak terhingga, namun ada yang sebaliknya.


Lampu kilat dari dua jenis dengan merek yang samapun sering punya aturan penyetelan yang berbeda. Pendeknya, seorang fotografer harus sangat kenal dengan benda-benda yang akan dipakainya. Hal terpenting yang harus diingat adalah kerja, kerja seorang fotografer tidak kenal waktu. Kejadian yang harus dipotret bisa datang kapanpun. Maka, semua peralatan seorang fotografer juga harus dalam keadaan siap. Kondisi selalu siap ini bisa dicapai kalau seorang jurnalis foto mampu mendisiplinkan diri untuk mengembalikan segala sesuatu pada tempatnya dan pada kondisi terbaiknya.





Maka, akan sangat berguna bagi seorang fotografer untuk datang awal sebelum waktu pemotretan. Ini beguna untuk menjaga - jaga kalau ada sesuatu kekurangan alat yang dibawanya, juga untuk mengetahui segi liputannya. Maka sebuah kalimat yang layak dirijuk adalah “Fotografer datang paling awal dan pulang paling akhir”, adalah kalimat yang harus diterapkan kapanpun

Selasa, 02 September 2014

Alat yang dibutuhkan untuk Light Painting di kamera DSLR

1. Kamera SLR/DSLR




2. Tripod



3. Sumber cahaya (senter,led,lampu, dsb) oh iya, kalau kamu ada di Jogjakarta, coba cari di Alun-alun selatan, karena di sana ada juga yang jual Led yang udah jadi, dengan berbagai macam warna.



Jika semua kebutuhan sudah disiapkan, kamu harus menyesuaikan setting kamera yang kamu miliki. biasanya untuk melukis dengan cahaya ini, kita membutuhkan setting bukaan yang sempit misal F/11 atau F/16 , dan shutter speed yg extra lambat, misalnya 4 detik - 8 detik, klo bisa sampai 30 detik, akan lebih bagus.

Pilihan Lensa Kamera untuk Landscape, Bunga dan Malam Hari


Sering kita melihat berbagai foto alam bebas yang kelihatan sangat hidup dan indah. Atau melihat warna warni lampu malam hari dalam sebuah foto. Dan yang pertama kali kita pikirkan adalah, bagaimana cara mendapatkan hasil sebaik dan sebagus itu?

Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan sebuah foto untuk bisa dinikmati keindahannya adalah kemampuan lensa yang mumpuni. Dengan lensa yang cocok pada kondisi yang tepat, akan mampu menghasilkan karya fotografi yang enak dipandang mata.

Berikut pilihan lensa yang cocok digunakan untuk beberapa kondisi.

Travelling
Ketika kita travelling atau berwisata, rasanya semua obyek ingin kita foto. Entah itu yang jauh, yang dekat atau ingin mengambil beberapa obyek dalam sebuah frame. Untuk situasi seperti ini lensa yang cocok adalah lensa super zoom atau yang lebih panjang lagi dikenal dengan nama lensa sapu jagat. Lensa jenis ini seperti gabungan dari lensa standard dan telephoto sehingga sangat fleksibel. Cocok untuk pengguna yang tidak ingin membawa lensa lebih dari satu.
Pilihan lensa untuk katagori ini :
Nikon 18-105mm, Nikon 18-300mm, Canon 18-135mm, Canon 18-200mm, Sigma 18-250mm, Tamron 18-270mm, Sony 18-200mm 

Naik Gunung
Lensa yang ideal digunakan berjenis lensa lebar yang mampu mencakup pemandangan alam. Banyak fotografer profesional menggunakan lensa sudut lebar yang dengan leluasa memotret hutan yang terkadang sempit sudut pengambilannya. Keunggulan lainnya, lensa ini bisa memadukan berbagai obyek dalam sebuah frame. Misalnya foto narsis seorang pendaki dengan latar belakang alam membentang.
Pilihan lensa yang masuk katagori ini :
Canon EF-S 10-22mm, Sigma 10-20mm, Tokina 12-24mm, Nikon 10-24mm, Tamron 10-24mm, Sony 11-18mm.

Alam Bebas
Alam bebas cenderung kita memotret satwa. Satwa adalah makhluk hidup yang selalu bergerak dan cenderung menghindari manusia. Oleh sebab itu, obyek satwa kebanyakan berada dalam jangkauan yang jauh dari pemotret. Kalau bisa yang dapat menjangkau 300mm atau lebih. Lensa tele adalah pilihan cocok.
Pilihan lensa katagori ini :
Nikon 70-300mm VR, Nikon 80-400mm, Canon 70-300mm IS L, Sigma 150-500mm, Tamron 70-300mm, Sony 75-300mm, Olympus 75-300mm, Tokina 80-400mm

Flora dan Serangga
Memotret flora seeprti bunga dan serangga banyak daya tariknya. Kita takjub terhadap indahnya serta detil yang tampak. Untuk obyek ini lensa yang dibutuhkan jenis macro. Ada beberapa lensa pilihan untuk macro ini, baik fix atau zoom yang memiliki feature ini. 
Pilihan lensa :
Sigma 70-300mm macro, Tamron 70-300mm macro, Canon 100mm f/2.8 IS L Macro, Nikkor 105mm f/2.8 VR Micro, Tamron 90mm macro, Tokina 100mm macro

Perkotaan
Lensa fish eye atau wide-angle sangat ideal untuk katagori ini karena memungkinkan fotografer untuk membingkai seluruh bangunan dalam lingkungannya. Foto arsitektur tidak perlu bukaan lebar seperti f2.8 karena biasanya dijepret saat siang hari dan bisa menggunakan tripod kalau waktunya menjelang senja.
Pilihan lensa :
Tamron 17-50mm, Canon EF-S 17-55mm, Sigma 17-50mm, Nikon 10.5mm Fisheye, Tokina 10-17mm Fisheye, Samyang 8mm Fisheye

Malam hari
Selain lensa, tripod adalah alat tambahan yang akan digunakan untuk memotret situasi malam. Kondisi malam secara logika kurang atau minim cahaya. Untuk itu dibutuhkan lensa yang memiliki bukaan atau diafragma besar (angkanya kecil) untuk memasukkan banyak cahaya ke dalam kamera.
Pilihan lensa katagori ini :
Nikon 35mm f/1.8, Canon 50mm f/1.8, Canon EF-S 17-55mm f/2.8, Sigma 17-50mm f/2.8, Tokina 11-16mm f/2.8, Tamron 17-50mm f/2.8